Persija Jakarta Tersandung Isu Penunggakan Gaji: Respons Erick Thohir dan Peran PSSI

Persija Jakarta, klub sepak bola yang dikenal dengan julukan Macan Kemayoran, saat ini menghadapi isu serius terkait penunggakan gaji pemain selama kompetisi Liga 1 2024-2025. Kabar ini mencuat setelah pernyataan pelatih Carlos Pena pada 5 Maret 2025, yang mengakui adanya masalah internal tanpa merinci detailnya. Rumor yang beredar menyebutkan bahwa manajemen Persija menunggak gaji pemain dan staf selama dua hingga tiga bulan.

Tanggapan Erick Thohir

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menanggapi isu ini dengan menekankan bahwa federasi memiliki keterbatasan dalam intervensi langsung terhadap masalah internal klub. Ia menjelaskan bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB), yang mengelola Liga 1, dimiliki 99% oleh klub-klub, sementara PSSI hanya memiliki 1% saham. Oleh karena itu, isu seperti penunggakan gaji seharusnya ditangani oleh PT LIB dan klub yang bersangkutan.

Meskipun demikian, PSSI tetap berperan dalam mendukung perbaikan sistem sepak bola nasional. Contohnya, PSSI telah berinvestasi besar dalam pengembangan wasit, meningkatkan jumlah wasit bersertifikat dari 3.000 menjadi 13.000, serta memberikan pelatihan sesuai standar AFC dan FIFA. Selain itu, PSSI mendorong penerapan teknologi Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 untuk meningkatkan kualitas pertandingan.

Peran PSSI dalam Menangani Penunggakan Gaji

Menurut Statuta FIFA dan PSSI, setiap anggota, termasuk klub dan pemain, harus mematuhi regulasi yang berlaku. Dalam kasus penunggakan gaji, PSSI memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi kepada klub yang melanggar, seperti larangan pendaftaran pemain baru selama tiga periode transfer. Namun, implementasi sanksi ini sering menghadapi kendala, termasuk kurangnya kepatuhan klub dan keterbatasan mekanisme penegakan hukum.

Advokasi oleh Asosiasi Pemain

Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) berperan penting dalam mengadvokasi hak-hak pemain yang mengalami penunggakan gaji. APPI menyediakan bantuan hukum dan mediasi antara pemain dan manajemen klub untuk menyelesaikan sengketa kontrak. Namun, efektivitas advokasi ini tergantung pada kerjasama semua pihak dan komitmen untuk mematuhi regulasi yang ada.

Kesimpulan

Isu penunggakan gaji di Persija Jakarta mencerminkan tantangan yang dihadapi industri sepak bola Indonesia dalam hal manajemen keuangan dan kepatuhan terhadap regulasi. Diperlukan kerjasama yang erat antara klub, PSSI, PT LIB, dan asosiasi pemain untuk memastikan hak-hak pemain terlindungi dan integritas kompetisi terjaga.