Jakarta – Paus Fransiskus (88) saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma, akibat pneumonia bilateral, yang lebih dikenal sebagai pneumonia ganda. Penyakit ini mempengaruhi kedua paru-paru secara bersamaan dan bisa menjadi kondisi serius, terutama bagi orang lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat gangguan pernapasan.
Apa Itu Pneumonia Ganda?
Dilansir dari Live Science, pneumonia adalah infeksi yang menyerang paru-paru dan dapat dipicu oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini menyebabkan peradangan, pembengkakan, serta akumulasi cairan di alveoli, yaitu kantung udara kecil dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran oksigen. Beberapa mikroorganisme yang sering menjadi penyebab pneumonia meliputi virus influenza, Covid-19, dan bahkan virus penyebab flu biasa.
Selain karena infeksi, pneumonia juga dapat terjadi akibat aspirasi, yakni masuknya makanan atau cairan ke dalam paru-paru, yang dikenal sebagai pneumonia aspirasi. Menurut Cleveland Clinic, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri cenderung lebih umum dan lebih berat dibandingkan pneumonia akibat virus, yang biasanya memiliki gejala ringan dan bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus.
Gejala umum pneumonia meliputi:
- Nyeri dada
- Kesulitan bernapas
- Demam dan menggigil
- Mual dan muntah
- Batuk terus-menerus
Dalam kasus yang lebih parah, pneumonia bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti gangguan fungsi jantung, kematian jaringan paru-paru, gagal napas, hingga sindrom gangguan pernapasan akut yang membuat paru-paru sulit mengembang dengan optimal.
Kondisi Paus Fransiskus dan Risiko yang Dihadapinya
Pada Selasa (18/2/2025), Kantor Pers Takhta Suci menyampaikan bahwa Paus Fransiskus telah menjalani perawatan sejak Jumat (14/2/2025) setelah mengalami gejala bronkitis selama beberapa hari. Laporan dari Vatican News menggambarkan kondisi kesehatannya sebagai “situasi yang kompleks,” di mana ia mengalami infeksi polimikroba, yakni infeksi yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme.
Infeksi tersebut terjadi bersamaan dengan dua kondisi paru-paru yang sudah diderita Paus Fransiskus sebelumnya, yaitu bronkiektasis dan bronkitis asma. Karena infeksi yang dialaminya bersifat polimikroba, proses pengobatannya menjadi lebih kompleks. Pneumonia bilateral atau pneumonia ganda yang dideritanya menunjukkan bahwa kedua paru-parunya mengalami infeksi secara bersamaan.
Siapa yang Berisiko Terkena Pneumonia?
Pneumonia dapat menyerang siapa saja, tetapi beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi, termasuk:
- Lansia dan anak kecil
- Penderita penyakit paru-paru atau jantung kronis
- Orang dengan gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan menelan
- Pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit atau penghuni panti jompo
- Perokok aktif
- Wanita hamil
- Individu dengan sistem imun yang lemah
Menurut data dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional AS (CDC), lebih dari 41.000 orang meninggal akibat pneumonia di AS pada tahun 2023, sementara pada tahun 2021 terdapat 1,4 juta kunjungan ke unit gawat darurat akibat penyakit ini. Sebagian besar penderita pneumonia bisa sembuh dalam waktu dua hingga empat minggu dengan perawatan yang tepat, tetapi lansia di atas 65 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang lebih parah dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Bronkiektasis, Bronkitis Asma, dan Faktor Risiko Paus Fransiskus
Paus Fransiskus lebih rentan terhadap pneumonia karena ia memiliki riwayat penyakit paru-paru kronis, termasuk bronkiektasis. Kondisi ini menyebabkan pelebaran saluran udara utama di paru-paru (bronkus), yang berujung pada penumpukan lendir berlebih. Akibatnya, risiko infeksi paru-paru menjadi lebih tinggi.
Gejala bronkiektasis meliputi:
- Sesak napas
- Batuk kronis dengan dahak berlebihan
Selain itu, Paus Fransiskus juga mengalami bronkitis asma, yaitu kombinasi antara asma dan bronkitis akut. Kondisi ini ditandai dengan:
- Rasa sesak di dada
- Mengi atau bunyi napas berbunyi
- Sulit bernapas
- Demam ringan
Secara umum, bronkitis adalah peradangan pada bronkus, saluran udara utama di paru-paru. Orang yang memiliki asma lebih berisiko terkena bronkitis karena saluran udaranya lebih sensitif terhadap iritasi, yang memungkinkan bakteri atau virus terjebak dan menyebabkan infeksi.
Selain riwayat penyakit paru-paru kronis, Paus Fransiskus juga pernah mengalami pleuritis saat masih muda, yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya pada usia 21 tahun.
Apa Itu Pleuritis?
Pleuritis adalah kondisi peradangan pada lapisan paru-paru dan rongga dada, yang dapat menyebabkan nyeri dada tajam, terutama saat bernapas, batuk, atau bergerak. Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, penyakit autoimun, kanker, cedera dada, atau pembekuan darah di paru-paru. Dalam beberapa kasus, pleuritis dapat menjadi pemicu pneumonia atau menyebabkan kerusakan paru-paru yang meningkatkan risiko infeksi pernapasan lainnya, seperti bronkitis.
Kesimpulan
Pneumonia ganda adalah kondisi serius yang terjadi ketika kedua paru-paru mengalami infeksi secara bersamaan. Paus Fransiskus lebih rentan terhadap penyakit ini karena memiliki riwayat penyakit paru-paru kronis, termasuk bronkiektasis dan bronkitis asma. Infeksi polimikroba yang dialaminya membuat proses penyembuhan lebih kompleks, sehingga memerlukan perawatan intensif. Lansia dan individu dengan gangguan kesehatan tertentu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi akibat pneumonia, sehingga deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk.